Rasanya semua terjadi begitu cepat,
berkenalan, kemudian lahir perasaan aneh. Setiap hari rasanya berbeza dan tidak
sama lagi. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan
putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-rung kosong
hatiku. Entahlah. Perasaan ini tumbuh melebihi batas yang ku tahu.
Aku menjadi takut kehilanganmu. Sakit itu
dating bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak di sampingku. Kamu seperti
mengendalikan otak dan hatiku. Ada sebab yang tak ku fahami sedikitpun. Aku
sulit berjauhan darimu.
Tapi… entah mengapa sikapmu tidak
seperti dulu. Perhatianmu sekarang tak sedalam dulu. Tatapan matamu sudah tiada
lagi. Apakah silap antaraku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan apa yang aku
rasa?
Hingga kini, aku masih memegang
janjimu. Begitupun, ia sering menyakitkan. Ku sabar, dan terus bertahan hingga
ke saat ini, meskipun ku tak dipeduli. Mungkin ak sudah tidak penting lagi,
apakah aku hanya persimpangan jalan yang selalu kau abaikan, juga kau
tinggalkan.
Tenanglah.. aku terbiasa sudah dengan
keadaan ini. Tidak perlu basa-basi, aku sudah mampu berdiri sendiri kini, mampu
melangkah, terima kasih padamu. Kamu pasti tak sedar, aku hanyalah berbohong
jika aku begitu mudah melupakanmu.